Sabtu, 01 September 2012

Pramuka

 http://a4.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/387014_405363229517306_1766904546_n.jpg

1000 Ta’jil Tunas Kelapa

Salah satu hikmah penting yang terkandung dalam ibadah Ramadhan adalah dilatihnya kepekaan dan kepedulian kita terhadap sesama, terutama terhadap kaum dhuafa.
Di Hari Pramuka ke-51 ini, 14 Agustus 2012, Gugus Depan 02.029 - 02.030 Tunas Kelapa Samarinda menyikapi hal tersebut dengan melakukan aksi di lingkungan perempatan Mal Lembuswana Samarinda, mulai pukul 17.00 sampai dengan 19.00 WITe. Aksi tersebut terbagi atas dua kegiatan; yaitu (1) membagikan 1.000 ta’jil kepada kaum miskin dan dhuafa, serta masyarakat umum lainnya (pengendara bermotor); dan (2) atraksi teknik kepramukaan, berupa pioneering, semaphore; dan kolonel tongkat.

“Kita lakukan aksi ini untuk menunjukkan eksistensi Gerakan Pramuka pada umumnya, dan Gudep Tunas Kelapa khususnya, tepat di Hari Pramuka ini” ungkap kak Achmat Indarto selaku KaMabigus. “Kita ingin menunjukkan dan membuktikan bahwa kita memiliki kepedulian kepada sesama, kita juga ingin mempersembahkan kepada masyarakat atraksi keterampilan kepramukaan yang menghibur” lanjutnya.

Pembagian ta’jil dilakukan oleh 32 anggota penggalang dan penegak, dengan menelusur setiap markah jalan dan pembatas jalur di sepanjang perempatan Mal Lembuswana yang biasanya dimanfaatkan mereka untuk mengais rejeki dengan mengemis, mengasong, mengamen, dan jasa lainnya. “Selain untuk kaum dhuafa yang berada di lingkungan ini, kami juga membagikan ta’jil kepada pengendara bermotor” kak Purwono, Koordinator Pembagian Ta’jil menjelaskan. “Kalau masih seliweran di perempatan pada jam-jam seperti ini, pasti mereka perlu ta’jil sebelum sampai di tempat tujuan untuk berbuka puasa dengan keluarga” tambahnya.

Disinggung mengenai jumlah ta’jil yang tidak sedikit ini, kak Hery Rahmat, Ketua Panita Bakti Ramadhan Gudep Tunas Kelapa Samarinda, yang juga merupakan anggota DKD Gerakan Pramuka Kalimantan Timur menjelaskan “Subhanallaah, kami sendiri tidak menyangka pada tahun ini kami dapat menghimpun 1.000 ta’jil untuk dibagikan. Kami mendapat dukungan yang sangat kuat dan tak terduga dari para orang tua adik-adik Penggalang dan Penegak.”

Sesungguhnya, kegiatan membagi-bagikan sesuatu di perempatan secara gratis, sudah sangat lazim dilakukan, baik untuk memperingatkan masyarakat tentang momen atau nilai moral sesuatu, maupun promosi barang/jasa. “Yang membuat aksi yang dilakukan oleh Gudep Tunas Kelapa Samarinda ini menjadi berbeda adalah karena yang dibagikan adalah sebuah keperluan mendesak (yaitu ta’jil), momennya di bulan Ramadhan, dan publikasi yang kami lakukan adalah dengan unjuk keterampilan kepramukaan. Kami tidak menggunakan teriakan dan nyanyian sinis, juga tidak menggunakan spanduk dengan tulisan sindiran atau hujatan” kak Sulamto, salah satu Pembina Pramuka Gudep Tunas Kelapa menerangkan. “Yang kami tawarkan adalah rasa kasih sayang yang berbalut hiburan, itu saja” lanjutnya.

Bagi masyarakat umum yang melihat 18 anggota Pramuka Penggalang Gudep Tunas Kelapa Samarinda beraksi membuat menara dari tongkat pramuka (pioneering), menggunakan simpul-simpul, beratraksi di puncaknya, mungkin terlihat ekstreem dan luar biasa. “Bagi kami ini hal yang biasa. Hanya perlu sekali kali gladi sebelum dilakukannya aksi ini. Hal tersulit adalah menjaga kekompakan dan memelihara mood dalam tim, maklumlah, kami juga berpuasa” ungkap Kak M. Didik. Koordinator Kegiatan Atraksi Kepramukaan.

Atraksi yang dilakukan hanyalah untuk menarik perhatian dan memberikan hiburan. Mengenai dampak aksi ini terhadap arus lalu-lintas, Kak Kemis selaku Kalantas Polresta Samarinda mengungkapkan, “Aksi yang mereka lakukan hanya memakan ruang lalu-lintas yang sangat sedikit. Samasekali tidak mengganggu, tidak ada masalah. Apalagi mereka adalah anggota Pramuka yang sudah terbiasa tertib dan disiplin dalam setiap kegiatannya.”

Selain berkoordinasi dengan Kepolisian Kota Samarinda, aksi ini juga didukung penuh oleh Saka Bhayangkara Kota Samarinda, dengan menurunkan anggotanya sebanyak 16 orang, guna turut menata arus dan kelancaran lalu-lintas. “Rugi kalau kami tidak ikut terlibat dalam aksi seperti ini. Kami juga anggota Pramuka, pasti pengupayakan yang terbaik yang kami mampu lakukan untuk pramuka, terutama di hari jadinya yang ke-51 ini” ungkap kak Rudy, Pamong Saka Bhayangkara Samarinda.

Apakah aksi ini berdampak positif bagi masyarakat secara umum, atau bagi citra Gerakan Pramuka secara khusus? Apakah unjuk bakti ini hanya akan terjadi pada peringatan hari tertentu saja? Tentu jawabannya tidak serta-merta kita dapatkan. Mengutip komentar Rusdiana, orang tua salah seorang anggota pramuka putri yang ikut dalam aksi ini mengutarakan. “Jujur saja, saya iri dengan mereka yang unjuk aksi hari ini, sekaligus kangen dengan masa-masa Pramuka saya dulu. Dukungan dana saja bagi mereka saya kira tidaklah cukup, semangat dan kepercayaan sangat mereka butuhkan.” Lanjutnya “Kenyataannya dengan ikut Pramuka, apalagi di bulan Ramadhan ini, kami rasakan anak-anak kami menjadi semakin baik. Haru dan bangga melihat mereka, tapi saya pantau dari kejauhan saja.”

“Kegiatan ini sudah dimulai sejak Ramadhan tahun lalu (2011) dengan 120 ta’jil. Insya Allah, akan kita budayakan setiap tahunnya, meskipun tidak selalu berbarengan dengan momen Hari Pramuka” ungkap kak Dian Salvani, salah satu Pembina Gudep Tunas Kelapa Samarinda. “Kami juga tengah mengupayakan aksi-aksi lainnya, terutama aksi yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dan kehidupan masyarakat secara umum. Semua ini dimaksudkan agar Gerakan Pramuka tidak menjadi gerakan yang santer hanya di musim liburan sekolah saja, namun gerakan yang memiliki karya berkesinambungan” lanjutnya.
Sukses penyelenggaraan aksi tahun ini memang tidak semata-mata hasil kerja keras Gudep Tunas Kelapa sebagai penggagas, namun juga karena dudungan berbagai pihak.

“Terima kasih untuk Porlesta Samarinda, dan Saka Bhayangkara Samarinda. Terima kasih pula bagi para orangtua, dan seluruh anggota pramuka Gudep Tunas Kelapa Samarinda, termasuk yang non muslim, terima kasih atas ketulusan bertoleransinya. Semoga di tahun berikutnya kita dapat berbuat lebih baik lagi” demikian harapan KaMabigus.

Memanfaatkan momen Ramadhan memang bukanlah hal yang teramat istimewa. Namun jika diiringi dengan komitmen dan keikhlasan berbakti, bukan tidak mungkin ide Gudep Tunas Kelapa Samarinda untuk menjadikan setiap 14 Ramadhan (mulai tahun depan/ 1434 H) sebagai Hari Ta’jil Pramuka, akan menjadi agenda pasti bagi Gerakan Pramuka di Samarinda khususnya, Insya Allaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar